7 Jemaat Mula-Mula
kalamhidup.com – Tujuh jemaat mula-mula dalam Alkitab merujuk kepada ketujuh jemaat yang terdapat dalam awal kitab Wahyu. Tujuh Jemaat itu diberi pesan khusus oleh Yesus Kristus melalui surat-surat yang ditujukan kepada tiap-tiap emaat. Penamaan jemaat mula-mula mengacu pada jemaat-jemaat yang didirikan pada awal perkembangan kekristenan. Pada artikel kali ini kita akan melihat fakta unik dan peninggalan kota-kota itu. Juga secara singkat bagaimana pesan Kristus kepada mereka. Tetapi, jika ingin lebih dalam memahami pesan Kristus kepada ketujuh jemaat mula-mula, dapat dilihat melalui e-book Surat-Surat Kepada Ketujuh Jemaat.
Efesus – Jemaat Mula-Mula yang Meninggalkan Kasih Semula
Jemaat Efesus merupakan jemaat yang terletak di Kota Efesus di wilayah Asia Kecil, sekarang dikenal sebagai Turki. Efesus adalah sebuah kota pelabuhan yang penting pada masa itu dan menjadi pusat perdagangan di wilayah Asia Kecil. Efesus juga dikenal sebagai pusat kegiatan kebudayaan dan seni pada masa itu.
Dalam kitab Wahyu, Yesus Kristus memberi surat kepada Jemaat Efesus dan memuji jemaat itu karena telah menguji orang-orang yang mengaku sebagai rasul dan menjelaskan bahwa jemaat itu membenci ajaran kaum Nikolaus. Namun, Yesus juga menegur jemaat itu karena telah meninggalkan kasih mereka yang semula.
“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” – Wahyu 2:4
Situs Arkeologi Efesus ialah salah satu bangunan yang masih bisa kita lihat, untuk mewakili jejak Kota Efesus Kuno. Situs ini terletak di daerah selatan kota Selçuk. Situs ini berisi reruntuhan dari kuil Artemis, Perpustakaan Celsus, teater, pasar, dan struktur bangunan lainnya yang dibangun pada masa Yunani Kuno dan Romawi. Ada juga reruntuhan Basilika St. Yohanes (Rasul Yohanes). Basilikia itu dibangun oleh Justinian I pada abad ke-6, yang diyakini berdiri di atas situs pemakaman Rasul Yohanes.
Smirna – Salah satu Jemaat Mula-Mula yang Tidak di Tegur.
Jemaat itu terletak di Kota Smirna, sekarang dikenal sebagai Izmir di Turki. Smirna adalah sebuah kota pelabuhan yang penting pada masa itu dan juga menjadi pusat perdagangan di wilayah Asia Kecil. Kota itu didirikan pada sekitar abad ke-11 SM.
Dalam kitab Wahyu, Yesus Kristus memberi surat kepada jemaat Smirna dan memuji jemaat itu karena telah bertahan dalam penderitaan dan tekanan. Yesus juga memberi tahu jemaat itu bahwa mereka akan menderita selama 10 hari, tetapi harus tetap setia sampai mati.
“Janganlah engkau takut terhadap apa yang harus engkau alami! Sesungguhnya, Iblis akan melemparkan beberapa dari antara kamu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan menderita kesukaran selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, maka aku akan memberikan kepadamu mahkota hidup.” (Wahyu 2:10)
Kota Smirna kuno dengan peninggalan yang masih dapat dilihat pada saat ini adalah Agora (balai pertemuan). Bangunan itu dibangun oleh orang Yunani sekitar abad ke 4 SM. Namun, bagunannya hancur karena gempa bumi pada tahun 178 M. Pada masa kekaisaran Marcus Aurelias bagunan itu dicoba untuk dibangun ulang, tetap akhirnya harus berhenti pada abad ke-7 M.
Ada juga salah satu bagunan yang, walaupun bukan dibangun pada zaman kuno, tetapi bernilai bersejarah tinggi, yaitu Gereja Santo Polikarpus. Letaknya di pusat Kota Izmir. Gereja itu didirikan pada abad ke-18, berdiri di atas situs gereja kuno yang didedikasikan untuk Santo Polikarpus, uskup Smirna yang menjadi martir pada abad ke-2 Masehi. Gereja itu tepatnya dibangun pada tahun 1625 atas izin Sultan Suleiman. Gereja itu sempat mengalami kebakaran hebat pada tahun 1680, tetapi dapat dipugar kembali pada tahun 1775 dengan izin dari otoritas Ottoman dan dengan dukungan dari Louis ke-16. Setelah dipugar, gereja itu berbentuk Basilika dengan tiga bagian tengah.
Pergamus – Martir, Kesetiaan, dan Ajaran Sesat
Jemaat Pergamus terletak di Kota Pergamus di wilayah Asia Kecil, sekarang dikenal sebagai Bergama di Turki. Pergamus didirikan oleh Philetaerus, ajudan dari Lysimachus, yang merupakan salah satu jendral kepercayaan Alexander Agung. Pergamus adalah kota yang penting pada masa itu sebagai pusat kegiatan politik dan kebudayaan. Kota Pergamus dikenal sebagai kota yang banyak menyembah dewa-dewa, salah satunya Asklepios, dewa kesehatan yang menyembuhkan penyakit.
Pada masa itu jemaat mula-mula mengalami penganiayaan yang cukup hebat. Seorang saksi Kristus, Antipas, menjadi martir pertama di kota itu. Menurut tradisi, ia adalah seorang Kristen taat dan juga berprofesi sebagai dokter. Antipas sering mengusir setan dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Hal itu yang membuat pemuka kuil-kuil resah. Ia kemudian di tangkap dan dihukum dengan dibakar di dalam patung banteng tembaga (Brazen Bull) yang terletak di atas Altar Zeus.
Dalam kitab Wahyu, Yesus Kristus memberi surat kepada jemaat Pergamus dan memuji jemaat itu karena tetap setia pada Kristus meskipun tinggal di daerah yang disebut Tahta Iblis, dan penuh dengan pengaruh ajaran Bileam serta kaum Nikolaus. Namun, Yesus menegur jemaat itu juga karena ada beberapa orang yang mengikuti ajaran Bileam dan kaum Nikolait. Yesus mengingkinkan orang-orang tersebut agar bertobat.
“Tetapi ada beberapa hal yang Kurangi pada engkau, yaitu engkau membiarkan orang yang menempuh ajaran Bileam, yang mengajar Balak meletakkan batu sandungan bagi orang Israel, makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala dan melakukan perbuatan zinah.” (Wahyu 2:14)
Peninggalan Kota Pergamus kuno yang masih dapat dilihat pada saat ini adalah Red Basilica. Red Basilica merupakan sebuah kuil yang besar. Namun, setelah tidak dipakai, dibangunlah gereja di dalamnya.
Kemudian, ada Akropolis Pergamus, yang terletak di atas bukit di tengah Kota Bergama. Akropolis merupakan situs arkeologi yang menyimpan banyak bangunan dan struktur penting dari masa Yunani Kuno dan Romawi, termasuk teater, altar Zeus, dan perpustakaan kuno Pergamon (Abad ke-3 SM) yang terkenal dengan ratusan ribu koleksi naskah kuno yang berharga pada zamannya.
Tiatira – Kota Terkecil diantara yang lain
Jemaat Tiatira terletak di Kota Tiatira di wilayah Lydia, sekarang dikenal sebagai Akhisar (“Kastil Putih”) di Turki. Tiatira adalah kota kecil yang berdiri sekitar tahun 4 sebelum masehi. Kota yang sangat penting di “tanah genting” antara Lembah Hermus dan Lembah Kaikus itu terkenal dengan industri pengolahan pewarnaan kain dan menjadi pusat perwarna indigo (ungu).
Dalam kitab Wahyu, Yesus Kristus memberi surat kepada jemaat Tiatira. Jemaat yang ada di kota terkecil dari kota-kota yang disebut dalam Wahyu itu mendapat pujian dari Kristus. Jemaat Tiatira dipuji karena memiliki kepercayaan, kasih sayang, pelayanan, dan ketekunan yang lebih besar daripada sebelumnya. Namun, Yesus juga menegur jemaat itu karena melakukan pembiaran. Jemaat itu membiarkan seorang wanita Izebel, yang mengaku sebagai nabi, mengajarkan dan menyesatkan orang-orang kepada berhala.
Baca Juga: Menguak Makna 7 Perlengkapan Gereja: Mengasah Iman dan Pengetahuan Kristen
“Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.” (Wahyu 2:20)
Ada satu fakta unik lainnya dari jemaat itu. Jemaat Tiatira mendapat surat paling panjang dari Kristus sebanyak dua pasal (Why 2–3). Sedangkan, yang lain tidak lebih dari dua belas ayat.
Dari segi arkeologi, peninggalan yang masih ada pada abad pertama adalah reruntuhan Kota Kuno Tiatira, yang terletak di sebelah selatan Kota Akhisar. Situs arkeologi itu meyimpan banyak bangunan dan struktur dari masa Romawi dan Bizantium. Adapun Basilica Tiatira merupakan bangunan yang didirikan bukan pada abad awal jemaat Tiatira. Walaupun demikian, reruntuhan itu juga menjadi jejak sejarah keberadaan jemaat di sana.
Dalam bagian pertama ini kita menjelajah keempat kota kuno untuk melihat berbagai sejarah dan peninggalannya. Kita akan jumpa lagi dalam pembahasan 7 Jemaat Mula-Mula bagian ke 2. Sampai jumpa.
C.B. P.