Membekali Anak dengan Fondasi Hidup yang Teguh untuk Masa Depan Penuh Bahagia
kalamhidup.com – Mengajari anak untuk bersyukur sangatlah penting. Bersyukur adalah bagian tidak terpisahkan dari aspek kehidupan manusia, khususnya dalam interaksi internal maupun eksternalnya. Mengingat berbagai manfaat atau keuntungan positif yang didapat dari tindakan bersyukur, tentunya sangatlah perlu bagi kita, selaku orang tua, pendidik, atau pengajar, untuk mengajarkan pentingnya mengekspresikan rasa syukur itu kepada anak-anak atau generasi yang lebih muda daripada kita. Dengan demikian, mereka diharapkan akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang mampu bersyukur dan mengeskpresikan rasa syukur itu dengan baik. Dengan demikian, diharapkan kelak mereka akan tumbuh sebagai manusia-manusia dewasa yang hidup dalam kebahagiaan bersyukur. Tentunya, hal itu kita lakukan setelah kita sendiri lebih dahulu memahami apa itu bersyukur.
Bersyukur atau berterima kasih adalah suatu ungkapan apresiasi dari seseorang atas kebaikan yang diterimanya dari orang lain atau pihak lain. Kebaikan-kebaikan yang diterima bisa berupa pemberian, pertolongan, bantuan, dan berbagai macam ekspresi kemurahan hati dari orang lain. Padanan kata bersyukur dalam bahasa Latin adalah gratus, yang berarti ‘menyenangkan’, ‘berterima kasih’. Mereka yang tidak mengekspresikan rasa syukur, ketika seharusnya melakukannya, disebut tidak bersyukur atau tidak tahu berterima kasih.
Mengajari Anak untuk Bersyukur, Mengapa Harus?
Mengajari anak untuk bersyukur, mengapa ia menjadi suatu keharusan? Bersyukur adalah suatu topik yang dipandang penting dalam agama-agama di dunia, terlebih agama Kristen. Ia menjadi suatu ekspresi atau tindakan yang diwajibkan dalam hubungan sang manusia, baik dengan sesama maupun dengan sesembahannya. Bahkan, Martin Luther menyebut bersyukur sebagai “sikap dasar seorang Kristen’. Sampai hari ini, bersyukur juga dianggap sebagai salah satu inti dari pengajaran Injil. Ada sekian banyak ayat atau bagian dalam Alkitab yang menekankan pentingnya bersyukur. Di dalam Filipi 4:6 kita dianjurkan untuk menyatakan “dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”; Mazmur 50:22–23 menyebut bahwa “siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan” Allah. Masih ada banyak contoh lainnya.
Mengajari anak untuk bersyukur, dengan semua penjelasan di atas, menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan. Kepada anak-anak yang dididik di dalam nilai-nilai kristiani, dalam kepercayaan kepada Tuhan Yesus Kristus, haruslah kita –selaku orang tua atau pendidik– mendorong mereka untuk memuji dan memanjatkan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Penting bagi kita untuk mengenalkan mereka kepada Allah, Sang Pemberi segala kebaikan, Sang Pemurah yang telah memberikan segala sesuatunya dengan tidak menyayangkan apa pun juga.
Mengajari anak untuk bersyukur itu juga menjadi sesuatu yang penting karena rasa syukur kepada Pencipta itulah salah satu yang mengikat kita, orang-orang percaya, dalam satu kesatuan yang sama. Tindakan bersyukur harus diperkenalkan kepada anak-anak sebagai suatu bentuk pengakuan akan kemurahan Allah. Kesadaran akan kemurahan Allah itu haruslah diperkenalkan sebagai suatu inspirasi yang akan memengaruhi pikiran dan tindakan mereka nantinya.
Mengajari anak untuk bersyukur tidak sekadar berkaitan dengan aspek keagamaan. Berbagai riset telah menunjukkan sejumlah manfaat bersyukur. Dalam sebuah artikel kesehatan yang dimuat dalam www.UCLAhealth.org disebutkan tentang sejumlah manfaat bersyukur bagi kesehatan, yaitu
- mengurangi depresi,
- menurunkan tingkat kecemasan,
- menyehatkan jantung,
- mengurangi stres, dan
- meningkatkan kualitas tidur.
Dari situ kita bisa melihat bahwa mengajari anak untuk bersyukur sangatlah penting. Kita juga melihat adanya sejumlah manfaat dari bersyukur bagi anak-anak, khususnya manfaat-manfaat secara rohani dan jasmani.
Mengajari Anak untuk Bersyukur sesuai dengan Tingkatan Usianya
Mengajari anak untuk bersyukur tentunya tidak bisa dilakukan dengan serampangan. Pengajaran itu perlu disesuaikan dengan tingkatan usia anak-anak. Mengenali tingkatan usia anak-anak akan membantu kita untuk mengajarkan konsep bersyukur kepada mereka dengan lebih efektif.
Sebagaimana kita ketahui, pendidikan dibagi ke dalam beberapa tingkatan: [ii]
- pendidikan anak usia dini (prasekolah)
- pendidikan primer (dasar)
- pendidikan sekunder (menengah)
- pendidikan tinggi.
Masa pendidikan anak usia dini (3–4 & 4–11 tahun) adalah saat yang paling tepat untuk mengajari anak untuk bersyukur, karena itulah periode yang penting dalam masa tumbuh kembang anak. Sejumlah riset menunjukan bahwa pendidikan pada usia dini memiliki pengaruh jangka pendek dan jangka panjang yang substansial terhadap anak. Itu sebabnya, penting bagi orang tua/pengajar untuk memperkenalkan berbagai nilai dan konsep, termasuk bersyukur, kepada anak/peserta didik pada tahapan usia dini itu.
Mengajari Anak untuk Bersyukur melalui Bacaan
Mengajari anak untuk bersyukur pada masa pendidikan usia dini dapat dilakukan dengan memperkenalkannya pada bacaan-bacaan yang melatihnya untuk mengekspresikan rasa syukur, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama. Bacaan-bacaan itu tentunya harus disesuaikan dengan tingkat usia dini anak. Sebagaimana yang disebutkan oleh Nancy Anderson dalam bukunya, Elementary Children’s Literature,[iv] bacaan yang tepat bagi anak-anak usia prasekolah adalah buku bergambar yang berisikan pengenalan konsep, seperti huruf, angka, warna, dsb. Bisa juga kita menggunakan buku dengan kalimat sederhana berirama serta berulang, bahkan buku bergambar tanpa kata-kata.
Nah, salah satu pilihan yang tepat untuk mengajari anak untuk bersyukur adalah Seri Saya Bersyukur (dalam dwibahasa: Indonesia & Inggris) terbitan Kalam Hidup. Seri yang sampai saat ini telah terbit dalam dua buah buku itu (Saya Bersyukur Tuhan Menciptakan Binatang Peliharaan & Saya Bersyukur Tuhan Menciptakan Siang dan Malam) adalah buku-buku bergambar yang mengajarkan konsep bersyukur kepada anak-anak usia dini. Dalam kedua buku itu, anak-anak diperkenalkan secara visual kepada berbagai aspek ciptaan Tuhan yang patut untuk disyukuri keberadaannya di dalam kehidupan.
Buku bergambar ini mengajarkan kepada anak-anak usia dini untuk mengenali lebih jauh berbagai binatang peliharaan yang ada di sekitar mereka, yang hadir untuk dirawat, dikasihi, dan disyukuri sebagai ciptaan Tuhan yang berharga. Di situ diajarkan bahwa Tuhan telah menciptakan anjing, kucing, ikan cupang beraneka warna, burung kenari, kelinci, dll. diperkenalkan dengan keindahan dan karakteristik masing-masing yang khas.
Buku bergambar ini mengajarkan kepada anak-anak usia dini bahwa ada banyak hal yang dapat disyukuri di alam semesta ini, yang hadir dari karya penciptaan Allah yang ajaib. Periode siang dan malam yang silih berganti dinikmati setiap hari dijelaskan secara lebih rinci. Anak-anak diperkenalkan pada kisah penciptaan, bagaimana siang dan malam diciptakan, apa saja penanda khas dari siang dan malam itu, dan apa saja yang dinikmati oleh manusia dari siang malam yang datang silih berganti itu.
Seri Saya Bersyukur memuat gambar-gambar yang menarik dengan kata-kata yang sederhana serta interaktif. Orang tua dapat membacakannya bagi si kecil sebelum tidur; pengajar dapat membacakannya di depan kelas; anak-anak yang sudah bisa membaca sendiri dapat menikmatinya sebagai bacaan yang tidak akan membosankan. Fitur dwi bahasa yang disematkan secara konsisten dalam Seri Saya Bersyukur juga menjadi nilai tambah tersendiri: belajar bersyukur sekaligus belajar bahasa Indonesia serta bahasa Inggris. Di dalam upaya pengenalan konsep bersyukur kepada anak sejak dini, Seri Saya Bersyukur sekaligus memacu anak secara motorik (lewat stimulasi gambar-gambar menarik dan kata-kata interaktif), meningkatkan kesadaran sosial dan ikatan emosionalnya (lewat pengenalan terhadap berbagai hal di sekitar), meningkatkan kemampuan berbahasa (belajar bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), serta meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam memilah informasi yang didapat. Secara tidak langsung, kelima domain yang penting dalam pembelajaran bagi tumbuh kembang anak pada usia dini (menurut Developmental Interaction Approach) telah terpenuhi secara lengkap dalam kedua buku Seri Saya Bersyukur itu -sebuah pilihan yang sangat direkomendasikan.
Faisal Z
Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Gratitude
https://www.orami.co.id/magazine/ayat-alkitab-tentang-bersyukur?page=all
https://www.uclahealth.org/news/health-benefits-gratitude
https://en.wikipedia.org/wiki/Educational_stage
https://en.wikipedia.org/wiki/Early_childhood_education
[i] https://en.wikipedia.org/wiki/Gratitude
[ii] https://en.wikipedia.org/wiki/Educational_stage
[iii] https://en.wikipedia.org/wiki/Early_childhood_education
[iv] https://id.wikipedia.org/wiki/Bacaan_anak#cite_ref-Anderson_3-0
[v] https://en.wikipedia.org/wiki/Early_childhood_education