Skip to content Skip to footer

Cerita Anak Kristen – Kasih Sejati

kalamhidup.com – Halo Sahabat, kali ini kami ingin menceritakan kisah menarik. Cerita anak Kristen kali ini memiliki tokoh bernama Kai. Kiranya cerita kali ini dapat memberi senyuman dan menumbuhkan kasih didalam hati anak-anak. Selamat membaca.

—-

Cerita Anak Kristen – Kai dan Haka

Di sebuah kota kecil yang indah, hidup seorang anak laki-laki bernama Kai. Ia adalah anak kedua dari lima bersaudara, sehingga ia tumbuh menjadi anak yang mandiri. Keluarganya sangat mengandalkannya karena semua saudaranya adalah perempuan. Kai adalah anak yang baik hati dan selalu siap membantu siapa pun yang membutuhkan pertolongan.

Setiap hari Kai bangun pagi untuk membantu keluarganya mengantar Roti harum yang sudah matang ke toko kelontong dan ke semua langganannya. Kondisi kota yang begitu asri dilengkapi dengan sungai kecil yang mengalir dengan tenang di tengah kota. Air yang begitu jernih dan bersih ialah pelepas dahaga yang manjur bagi Kai yang sering melewati pinggiran sungai itu. Kai yang ramah tidak lupa menyapa semua orang yang ia temui sepanjang perjalannya.

Kai selau menyelesaikan pekerjaannya tepat sebelum waktunya berangkat sekolah. Ia sangat bersemagat untuk sekolah. Namun, di sekolahnya, Kai memiliki teman sebaya yang bernama Haka. Haka adalah seorang anak yang egois dan tidak pernah mau membantu orang lain. Ia bahkan suka memperlakukan teman-temannya dengan kasar. Kai mencoba mendekati Haka dan mencoba menjadikannya teman baik, tapi Haka selalu menolaknya.

Suatu hari, ketika Kai sedang berjalan pulang sekolah melwati jembatan di sungai, Kai melihat dari kejauhan Haka dan teman-temannya sedang mengolok-olok seorang anak bernama Guma yang sedang membersihkan rumput liar yang sudah tinggi di pinggiran sungai. Mereka bahkan mempermainkan anak itu dengan menacak-acak tumpukan rumput yang sudah dibersihkan dan pergi begitu saja. Kai merasa sangat sedih melihat aksi itu, ia bersegera berlari menuju Guma dan membantu membereskan kekacauan yang dibuat Haka dan lainnya. Guma sangat tersentuh dengan perlakuan Kai. Kai tetap membantu Guma hingga beberapa saat.

Sesampainya di rumah Kai berfikir apa yang harus ia lakukan terhadap Haka dan teman-temannya. Kai memutuskan untuk mencari cara dan meminta saran dari teman-teman baiknya di gereja. Mereka memberinya ide untuk mengajak Haka dan teman-temannya ke sebuah kegiatan sukarela di gereja, di mana mereka akan membantu membersihkan gereja dan mengecat beberapa bagian gereja. Kai berharap bahwa dengan cara ini, Haka bisa merasakan betapa pentingnya mengasihi dan membantu orang lain.

Ketika Kai mengajak Haka dan teman-temannya ke kegiatan sukarela itu, mereka semua awalnya agak enggan. Tetapi, ketika mereka melihat bagaimana orang-orang tua yang berusaha membersihkan gereja dengan susah payah, mereka merasa agak tertarik untuk membantu. Kai memberikan contoh dengan dengan dengan membantu seorang nenek bersama membersihkan lantai gereja.

Seiring berjalannya waktu, Haka dan teman-temannya mulai merasakan kebahagiaan dalam membantu orang lain. Mereka merasakan bahwa perbuatan baik itu membawa kepuasan yang tersendiri. Mereka membantu menyapu, membersihkan, dan merapikan gereja bersama orang-orang tua itu. Dan pada akhirnya, mereka merasakan kasih dan persahabatan yang tulus di antara mereka.

Ketika kegiatan sukarela itu selesai, Haka mendekati Kai dan berkata, “Terima kasih, Kai, karena telah mengajak kami ke sini. Aku merasa lebih baik sekarang, dan aku akan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik juga.”

Kai tersenyum senang mendengar kata-kata Haka. Dia merasa bahwa tujuan utamanya, yaitu membuat Haka dan teman-temannya memahami pentingnya membantu dan saling mengasihi, telah tercapai. Mereka pulang dengan hati yang penuh dengan kasih dan kebahagiaan.

Dalam perjalanan pulang, Kai berbicara kepada Haka tentang pesan yang diajarkan oleh Yesus dalam Yohanes 15:12, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” Kai menjelaskan bahwa kasih sejati adalah ketika kita mau membantu dan peduli terhadap orang lain tanpa mengharapkan imbalan.

Haka merenungkan kata-kata itu dan merasa bahwa dia telah belajar pelajaran yang sangat berharga hari itu. Dia berjanji untuk menjadi teman yang lebih baik dan membantu orang-orang di sekitarnya. Kai dan Haka menjadi teman yang baik, dan bersama-sama, mereka merasakan kebahagiaan dalam mengasihi dan tolong-menolong.

Cerita ini mengilustrasikan pesan Kristen tentang mengasihi sesama dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti oleh anak-anak. Semoga cerita ini dapat menginspirasi anak-anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan peduli terhadap orang-orang di sekitar mereka.

Sampaikanlah Pendapatmu...
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Leave a comment