BERDOA KEPADA SIAPA?
Tetaplah berdoa (I Tesalonika 5:17)
Rasanya tidak seorang pun di antara kita yang tidak tahu tentang doa. Bahwa yang satu rajin berdoa yang lain tidak, itu persoalan lain. Doa sesungguhnya merupakan komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Tetapi sejak kejatuhan manusia dalam dosa, Roh manusia mati dan komunikasi manusia dengan Tuhan pun terputus.
Sebagai layaknya sebuah komunikasi, kedua belah pihak harus saling kenal lebih dahulu. Bagaimana mungkin ada komunikasi jika belum saling mengenal? Keberadaan Allah sesungguhnya dapat dilihat dan dirasakan manusia melalui alam semesta yang diciptakan-Nya. Namun manusia mengalami kesulitan mendefinisikan siapa Allah sesungguhnya. Mereka mengingkari kuasa-Nya dan berdoa kepada Allah yang sesungguhnya bukan allah. Allah menyerahkan mereka kepada pikiran mereka yang gelap. Alkitab menyatakan bahwa mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
Jika demikian kepada siapa seharusnya manusia berdoa? Allah telah membuat panduan bagi manusia bagaimana seharusnya berdoa dan ke mana doa itu harus dialamatkan. Hal pertama, yang harus dilakukan manusia adalah mengakui dosa dan menerima karya keselamatan dalam Kristus Yesus sebab Dialah yang ditetapkan untuk menjadi jalan masuk kepada Allah. Kedua, berdoa dalam nama Yesus Kristus.
Satu kali seorang anak ngomel karena ayahnya tidak menepati janji kepadanya. Dalam janjinya, sang ayah akan membelikan sepeda baru kalau ia naik kelas dengan nilai setiap pelajaran di atas delapan. Rupanya anak ini tidak teliti menyimak janji yang dikatakan ayahnya. Pokoknya kalau naik kelas, memperoleh sepeda baru.
Tetapi ketika anak ini naik kelas, tidak ada hadiah sepeda baru. Anak itu merasa kesal dan ketidakpuasannya disampaikan bukan langsung ke ayahnya, tetapi ke kakaknya. Akibatnya sang ayah tidak tahu bahwa ada janji yang harus dipenuhi kepada anak gadisnya. Sementara sang anak merasa ayahnya sebenarnya tahu bahwa ia harus menepati janji tetapi dengan sengaja tidak memenuhinya. Persoalan ini baru selesai ketika terdengar oleh ibunya bahwa ada masalah dan ia segera menyelesaikan adanya miskomunikasi ini. Rupanya ada satu syarat yang tidak dipenuhi yaitu nilai rata-rata tidak sampai delapan. Meskipun begitu sang ayah tetap membelikan sepeda.
Kisah di atas membawa kita kepada gagasan bahwa komunikasi yang putus gara-gara dosa tidak dapat diselesaikan dengan cara manusia. Kita tidak dapat protes dan mempertanyakan cara Allah membenarkan manusia melalui iman kepada Yesus sebab Dia adalah Tuhan yang memiliki otoritas untuk menetapkan dengan cara apa kita dapat berkomunikasi dengan-Nya. Jika Dia telah menetapkan Yesus sebagai jalan keselamatan, maka tidak mungkin kita dapat membuat rumusan sendiri untuk mencapai hal itu. Mengapa harus bersusah payah membuat perbantahan dengan Dia? Ikuti saja jalan yang telah ditetapkan dan jalannya adalah berdoa kepada Allah Bapa atas nama Yesus Kristus. (BS)
Kenallah Allah dan berkomunikasilah dengan Dia sesuai cara-Nya