kalamhidup.com – Halo, Sahabat! Kali ini kami akan membahas tujuh fakta unik tentang warna di dalam Alkitab. Warna adalah salah satu aspek yang dapat memperkaya pengalaman visual manusia dan memainkan peran penting dalam membentuk persepsi terhadap lingkungan sekitar. Sejak zaman kuno, manusia telah menggambarkan dan merayakan dunia di sekitarnya melalui berbagai warna yang ada. Artinya, warna bukan hanya sekadar ciri visual, melainkan juga memiliki dampak psikologis, emosional, budaya, bahkan spiritualitas.
Di dalam Alkitab ternyata banyak hal menarik yang dapat kita temukan berkaitan dengan warna. Berikut adalah tujuh hal unik tentang warna yang kami rangkum untuk Sahabat.
1. Warna Pertama yang Disebut
Coba tebak, kira-kira warna apa yang pertama kali disebutkan di dalam Alkitab? Betul, warna Hijau! Warna itu pertama kali disebutkan di dalam Alkitab ketika Allah sedang menciptakan alam semesta ini. Hijau yang dicatat kitab Kejadian mereferensikan tumbuhan. Pada waktu itu Allah menciptakan tumbuhan sebagai makanan bagi para burung, hewan melata, dan yang bernyawa. Dalam hal itu, warna hijau dapat jadikan simbol kehidupan atau pertumbuhan.
“Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian.
2. Warna yang Paling Sering Disebut
Alkitab mencatat bahwa warna yang paling sering disebutkan adalah warna putih. Warna itu kurang lebih disebutkan sebanyak 93 kali dalam Alkitab. Ada beberapa macam warna putih yang disebut dalam alkitab, yaitu putih metah/putih salju (Why. 1:4), putih kemerah-merahan (Im. 13:19, 24), dan putih pudar (Im. 13:39). Warna putih digunakan untuk menyimbolkan kemurnian fisik dan kecerdasan yang mengacu pada sesuatu tanpa di-modif atau direkayasa. Pada Perjanjian Baru, warna putih disimbolkan untuk kebersihan rohani dan juga keadilan serta benaran.
Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.
3. Warna yang Paling Unyu
Warna itu hanya sekali disebutkan didalam alkitab. Warna unyu/ imut itu disebutkan oleh Zakharia di dalam pelihatannya pada suatu malam, yaitu merah jambu. Warna merah jambu itu dicatat dalam Alkitab pada saat Zakharia merincikan beberapa warna kuda yang dilihatnya. Ia melihat ada satu kuda berwarna merah jambu di antara kuda berwarna merah dan putih.
Tadi malam aku mendapat suatu penglihatan tampak seorang yang menunggang kuda merah! Dia sedang berdiri di antara pohon-pohon murad yang di dalam jurang; dan di belakangnya ada kuda-kuda yang merah, yang merah jambu dan yang putih.
4. Warna yang Paling Sulit Didapat
Dalam menghasilkan suatu warna pada pakaian atau kain diperlukan suatu “biang” warna. Pada zaman dahulu pewarna biasa didapatkan dari berbagai jenis tumbuhan, kerang, atau hewan. Di dalam Alkitab ada satu jenis warna yang sangat sulit dalam proses pembuatannya. Salah satunya adalah warna ungu. Warna itu hanya didapat pada moluska jenis Bolinus brandaris dan Thais haemastoma.
Murex, nama lain dari moluska itu, adalah hewan penghasil warna ungu yang sangat indah. Namun, satu Murex hanya dapat menghasilkan satu tetes warna ungu, yang dihasilkan dari kelenjar kecilnya yang berisi setetes cairan bernama flower. Artinya, diperlukan banyak sekali Morex untuk menghasilkan selembar kain berwarna ungu. Hal itu jugalah yang menyebabkan pembuatan kain berwarna ungu memerlukan biaya yang sangat tinggi sehingga harga kainnya pun menjadi sangat mahal, apalagi ungu tua. Oleh sebab itu, sangatlah mudah dipahami mengapa kain berwarna ungu tua disimbolkan sebagai kejayaan, raja, atau keagungan karana hanya bisa dibeli oleh raja atau orang kaya.
Dan Mordekhai keluar dari hadapan raja dengan memakai pakaian kerajaan dari pada kain ungu tua dan kain lenan, dengan memakai tajuk emas yang mengagumkan serta jubah dari pada kain lenan halus dan kain ungu muda. Maka kota Susanpun bertempiksoraklah dan bersukaria.
5. Warna dari “Ulat” yang Berharga Selangit
Sebagain besar kita mungkin merinding jika melihat kumpulan serangga seperti ulat dan, kalau bisa, langsung menjauh. Namun, ada sejenis serangga yang justru dicari dan dikumpulkan pada zaman kuno, yaitu Kermes vermilio. Serangga itu berasal dari pohon ek/tarbantin yang ketika mengering menjadi sarang serangga tersebut.
Serangga jenis itu merupakan sumber dari zat pewarna kirmizi dan merah keungu-unguan. Namun, warna kirmizi itu bukan didapat dari tubuhnya, melainkan dari telur yang dihasilkan oleh serangga betina. Telur-telur “ulat” tersebut dikumpulkan dalam tempayak atau kermes dan dikeringkan. Setelah itu, telur-telur itu direbus untuk menghasilkan warna kirmizi yang indah, yang biasa dipakai di tebernakel dan juga untuk pakaian imam besar Israel.
Pada zaman kuno, kain kirmizi itu banyak berasal dari negeri Sur. Selain merupakan disebut simbol kehidupan, warna kirmizi juga menjadi lambang kehormatan atau kemewahan. Namun, warna kirmizi juga kerap kali disamakan sebagai warna dosa (Yes. 1:18).
Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi, yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu.
6. Warna Tirai Ruang Mahakudus
Setidaknya, pada saat di Sekolah Minggu atau pada saat Paskah kita melihat ilustrasi tirai di Ruang Mahakudus. Adapun kebanyakan ilustrasinya memvisualisasikan bahwa tirai itu berwarna merah yang indah dengan untaian benang emas di bawahnya. Namun, ternyata warna tirai yang berfungsi untuk memisahkan Ruang Kudus dan Ruang Mahakudus itu terdiri atas tiga warna. Ketiga warna itu adalah ungu tua, ungu muda, dan kirmizi, yang melambangkan kebesaran, keagungan, serta kemewahan. Adapun proses pembuatan tirai itu tercatat pada kitab 2 Tawarikh. Pada saat itu Raja Salomo, atas perintah Allah, sedang mengerjakan pembangunan Bait Allah.
2 Tawarikh 3:14
Kemudian ia membuat tabirnya dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus, dan menggambarkan kerubim padanya.
Baca Juga: 12 Renungan Rohani Kristen yang Menginspirasi
7. Warna yang Serupa, tetapi Tidak Sama
Ada dua warna yang, jika dalam kondisi pencahayaan tertentu, tampak sama atau tidak ada bedanya. Peristiwa perbedaan pengamatan nama warna itu dialami murid Yesus, yaitu Matius, Markus, dan Yohanes. Pada saat mereka mengamati momen ketika Yesus diberikan jubah di Ruang Pengadilan Pilatus, Matius mencatat bahwa jubah yang dikenakan itu berwarna kirmizi/ scarlet (KOKKINOS), sedangkan Markus dan Yohanes mencatat jubah itu berwarna ungu / purple (PORPHURA).
* Matius 27:28
LAI TB: Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.
NIV: They stripped him and put a scarlet (KOKKINOS) robe on him,
KJV: And they stripped him, and put on him a scarlet (KOKKINOS) robe.
TR: και εκδυσαντες αυτον περιεθηκαν αυτω χλαμυδα κοκκινην
Translit, kai ekdusantes auton periethêkan autô khlamuda kokkinên (warna kirmizi)
Ha-Berit,
וַיַּפְשִׁיטוּ אוֹתוֹ אֶת־בְּגָדָיו וַיַּעַטְפֻהוּ מְעִיל שָׁנִי׃
Translit, VAYAF’SYITU ‘OTO ET-BEGADAV VAYA’ATFUHU ME’IL SYANI
* Yohanes 19:2
LAI TB: Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu (PORPHURA),
KJV: And the soldiers platted a crown of thorns, and put it on his head, and they put on him a purple (PORPHURA) robe,
TR: και οι στρατιωται πλεξαντες στεφανον εξ ακανθων επεθηκαν αυτου τη κεφαλη και ιματιον πορφυρουν περιεβαλον αυτον
Translit, kai hoi stratiôtai plexantes stephanon ex akanthôn epethêkan autou tê kephalê kai himation porphuroun periebalon auton
Ha-Berit,
וַיְשָׂרֲגוּ אַנְשֵׁי הַצָּבָא עֲטֶרֶת קֹצִים וַיָּשִׁימוּ עַל־רֹאשׁוֹ וַיַּעֲטֻהוּ לְבוּשׁ אַרְגָּמָן׃
Translit, VAYESYARAGU ‘AN’SEY HATSAVA ‘ATERET QOTSIM VAYASYIMU AL-ROSYO VAYA’ATUHU LEVUSY ‘ARGAMAN
* Lihat juga: Markus 15:17
Mari kita lihat tabel warna di bawah ini dan mengapa warna tersebut berbeda, tetapi dapat terlihat sama.
Menurut bagan warna di atas, jika dalam kondisi pencahayaan tertentu, warna kirmizi (scarlet) dan ungu (purple) menjadi terlihat sama. Kondisi pencahayaan tertentu itu mungkin sekali terjadi di Ruang Pengadilan Pilatus. Warna kirmizi dan ungu memiliki kandungan warna primer yang sama, yaitu merah. Jadi, dalam keadaan latar atau pantulan cahaya tertentu membuat keduanya terlihat sama. Fenomena itu sering kita alami juga pada saat melihat laut dan langit, dan kondisi cahaya akan memengaruhi warna yang kita lihat.
Berdasarkan fakta di atas, perbedaan penyebutan nama warnanya itu bisa saja terjadi. Namun, perbedaan itu bukan menunjukan ketidakserasian, melainkan menunjukan bahwa dalam penulisan kitab mereka tidak berkolusi. Mereka menggambarkan warna sesuai dengan evaluasi pengamatan mata mereka.
Simpulan
Dari fakta-fakta unik yang terungkap dalam Alkitab berkaitan dengan warna, kita dapat menyaksikan keragaman dan kekayaan simbolisme warna dalam konteks kehidupan dan kepercayaan. Warna tidak hanya menjadi elemen dekoratif atau estetis, tetapi juga mengandung makna mendalam yang mencerminkan nilai, kehormatan, kebesaran, bahkan kekayaan spiritualitas.
Alkitab memberikan penggambaran yang menarik tentang bagaimana warna hijau mewakili kehidupan tumbuhan yang diberikan oleh Tuhan, bagaimana warna putih melambangkan kemurnian dan keadilan, bagaimana warna ungu menjadi simbol kemewahan yang sulit diperoleh, serta kirmizi yang sebagai simbol sebuah kehidupan dan juga dosa. Dengan memahami makna di balik warna-warna itu, Sahabat dapat menggali pemahaman yang lebih dalam tentang pesan spiritual dan nilai yang terkandung dalam Alkitab, sekaligus mengapresiasi keindahan serta makna yang ada dalam warna.
Sumber:
- Buku “Apa dan Siapa didalam Alkitab” – Penerbit Kalam Hidup.
- Artikel “Warna-warna dalam Alkitab” – sarapanpagi.org
Chrisna Bagus